Selamat Datang Di Pesantren Cahaya Fajrul Islam
Untuk mengobrol di WhatsApp silahkan pilih salah satu perwakilan kami di bawah ini.
Admin
Admin
Online
Abu Baqir Bukhari
Abu Baqir Bukhari
Galang Dana & Pembangunan
Pak Benny
Pak Benny
Administrasi
Admin
Admin
Tim Digital Media
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Pandangan Kemuliaan: Mengubah Cara Pandang, Mengubah Kehidupan

Pandangan Kemuliaan: Mengubah Cara Pandang, Mengubah Kehidupan

Pandangan Kemuliaan:

Mengubah Cara Pandang, Mengubah Kehidupan

Dalam tradisi para ulama, ada satu adagium indah:

المدد بقدر المشهد

“Besarnya kemuliaan yang didapat sesuai kadar besarnya cara pandang.”
Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
adagium memiliki arti yang sama dengan pepatah atau peribahasa, yaitu ungkapan pendek yang memiliki makna mendalam.



Maksudnya, berkah, kekuatan, dan pertolongan Allah akan mengalir sesuai dengan sejauh mana kita menyaksikan dan menyadari kemuliaan sebuah peran atau momen yang sedang kita jalani.

Kalau kita memandang sesuatu dengan kacamata dunia saja, nilainya kecil. Tapi jika kita memandangnya dengan kacamata iman, nilainya akan membesar, memuliakan hati, dan mengubah cara kita menjalaninya.

1. Guru, Pengasuh, Pengurus Pesantren Bukan sekadar pekerja, tetapi pewaris tugas kenabian.

Itulah yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Saat para guru, pengasuh dan pengurus menyadari peran ini adalah sambungan dari perjuangan Rasulullah ﷺ, semestinya rasa lelah akan berganti dengan rasa bangga dan syukur.

Jika wali santri menggunakan cara pandang ini, semestinya muncul sikap hormat dan ta'zhim kepada para guru, pengasuh dan pengurus pesantren.


2. Walisantri Bukan sekadar penyandang biaya pendidikan, tapi mujahid fi sabilillah.

Uang, waktu, dan tenaga yang diberikan menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.

Bahkan ketika menyebutkan tentang jihad, dalam satu ayat Al-Quran, Allah memulainya dengan jihad harta sebelum jihad nyawa.

Saat walisantri menyadari cara pandang ini, maka semestinya rasa terbebani dengan SPP dan biaya pendidikan berubah menjadi rasa bangga dan syukur karena dipilih Allah sebagai pejuang (mujahid) di jalannya.

Jika guru, pengurus dan pengasuh pesantren menyadari cara pandang ini, semestinya semakin tumbuh sikap empati dan kasih sayang kepada walisantri.


3. Santri Bukan sekadar pelajar, tetapi wasiat Rasulullah ﷺ.

Itulah yang tersirat dari hadits Rasulullah SAW. Menjadi santri berarti memegang amanah agung untuk membawa cahaya ilmu dan akhlak di masa depan.

Jika santri menyadari cara pandang ini, maka rasa lelah dan jenuh semestinya berubah menjadi rasa bangga dan syukur karena terpilih sebagai wasiat dari Nabi yang agung.

Jika walisantri menyadari cara pandang ini, maka rasa terbeban berubah menjadi tanggungjawab yang penuh dengan kesyukuran.

Jika pengurus, pengasuh dan guru pesantren menyadari cara pandang ini, maka semua jenis perasaan lelah, terbeban, letih semestinya berubah menjadi kebanggan dan kesyukuran yang tak terkira, dan berbuah sikap kasih sayang kepada para santri.

💡 Kesimpulannya:

Ketika pandangan kita terhadap peran ini naik kelas — dari sekadar tugas dunia menjadi amanah akhirat — maka madad atau pertolongan Allah akan mengalir lebih deras. Sebab, al-madad bi-qadr al-masyhad — keberkahan datang sesuai kadar pandangan hati kita.


Oleh: AMZ (Fajrul Islam)

Ditulis sebagai pengantar Family Gathering Fajrul Islam, Agustus 2025

Berbagi

Posting Komentar